KEBUMEN, (seputarkebumen.com)-
Sedikitnya 10 elemen masyarakat yang tergabung dalam organisasi islam dan kemasyarakatan
di Kebumen menilai, pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katredal, Makassar, pada
Minggu (28/3) merupakan tindakan konyol.
10 perwakilan
elemen itu diantaranya, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Pejuang
Buruh Indonesia (FPBI), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), Pengurus Daerah
(PD) Muhamadiyah, PC Muslimat NU, PD Aisyiah, Rabithah Mahad Islamiyah (RMI),
Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Seluruh Kabupaten (P4SK), Lembaga Dakwah
Islam Indonesia (LDII) serta Dewan Kesenian Daerah (DKD).
Mereka
menyatakan sikap peristiwa peledakan bom yang membuat gempar masyarakat di Indonesia
tersebut sebagai tindakan tidak manusiawi dan pelaku hanya menerima ganjaran
mati sia-sia.
“Atas nama warga masyarakat
Kebumen kami mengutuk keras aksi radikalisme dan bom bunuh diri sebagai
tindakan biadab dan mati konyol. Semua agama melarang,” pekik pernyataan sikap
mereka, usai kegiatan Peningkatan dan Komunikasi Politik, Senin (29/3/2021).
Kegiatan yang difasilitasi
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah itu
menghadirkan empat narasumber dari anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Dapil 10.
Antara lain Saeful Hadi dari PDIP, Wahid Jumali dari PKB, Dwi Yusmanto dari
Gerindra, dan Tri Mulyantoro dari PKS.
Salah satu narasumber,
Saiful Hadi menyampaikan, pembahasan yang diusung pada kesempatan itu tak luput
menyoroti aksi bom bunuh diri yang menewaskan dua pelaku di depan Gereja
Katredal, Makassar.
“Kita turun ke bawah untuk
menyampaikan dan sosialisasi wawasan kebangsaan untuk menekan aksi terorisme,
kita turun baik saat reses maupun program lain,” kata Saiful dari Fraksi PDIP.
Anggota Komisi A DPRD
Provinsi Jawa Tengah itu berharap, langkah tersebut dapat menjadi benteng
perlindungan diri agar terhindar dari faham radikalisme dan intoleran.
“Output dari kegiatan kita
ini adalah adanya kesepakatan bersama untuk kita jaga NKRI. Ini bukti nyata
untuk bersama antisipasi munculnya aksi radikalisme dan terorisme,” tegasnya.
Sementara, Kepala
Bakesbangpol Kebumen, Nurtaqwa menegaskan, pernyataan sikap yang diikrarkan
bersama sejumlah elemen itu sebagai bentuk keprihatinan dan mengutuk keras
segala aksi terorisme yang menimbulkan keresahan ditengah masyarakat.
“Mari bersama teriakan
menentang dan mengutuk keras pengeboman di Gereja Katredal. Semua agama pasti
melarang hal-hal yang dapat mengancam bahkan merenggut nyawa seseorang,” jelas
dia. (hfd)