Ini Beda Resepsi Pernikahan New Normal Dengan Resepsi Biasa, Apa Saja?

KEBUMEN (SeputarKebumen) Pandemi Covid-19 berdampak besar pada pembatalan maupun penundaan berbagai event yang melibatkan banyak orang, salah satunya resepsi pernikahan. Hal ini dilakukan sebagai upaya dini memutus mata rantai persebaran virus Corona. Terlebih setelah terbitnya Maklumat Kapolri yang tidak membolehkan adanya kerumunan.

Memasuki era new normal dan telah dicabutnya maklumat Kapolri, berbagai elemen masyarakat bersiap untuk menempuh tatanan kehidupan baru.

Himpunan Penyelenggara Pernikahan Kebumen (HPPK) menggelar simulasi pesta pernikahan versi new normal, Minggu (28/6/2020) di Gedung Pertemuan Setda Kebumen.

Diterangkan Ketua HPPK Rozaaq Abdillah, terdapat sejumlah perbedaan penyelenggaraan resepsi pernikahan dalam koridor kepatuhan protokol kesehatan ini. Mulai dari penggunaan masker bagi semua orang yang terlibat, pengecekan suhu tubuh tamu di pintu masuk, hingga tata cara menikmati hidangan.

"Di area hidangan tamu, tidak ada lagi pengambilan makanan sistem prasmanan. Kami menyediakan tempat duduk dengan sistem jaga jarak (physical distancing) dan tidak diperkenankan menikmati hidangan sembari berdiri," terang Rozaaq didampingi pengurus Aspedi Jawa Tengah, Ketut Agus Utomo.

Pantauan di lokasi, semua tamu dilayani oleh kru yang sudah mengenakan sarung tangan, masker dan pelindung wajah (face shield).

"Selain itu juga tidak ada sesi bersalaman dengan pengantin dalam pernikahan new normal ini. Sesi foto bersama pun dilakukan dengan social distancing, itupun tidak semua tamu. Karena ada tamu lain di luar gedung yang menunggu giliran masuk," kata Rozaaq lagi.

Diakuinya, dari simulasi yang dilakukan, hal tersulit dalam resepsi pernikahan dengan protokol kesehatan adalah mengatur "giliran" tamu undangan. Terlebih jika nantinya yang diundang adalah dari kalangan pejabat publik.

"Kapasitas gedung kan dibatasi, jadi yang tersulit itu saat mengatur banyaknya tamu undangan ke dalam venue (tempat resepsi). Jadi kami siapkan ruang tunggu," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, sebelum resepsi pernikahan dilaksanakan tempat akan disterilkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh properti yang digunakan dalam acara resepsi pernikahan.

"Ini juga perlu kami edukasikan kepada klien, hand sanitizer maupun disinfektan disediakan oleh vendor, bukan dari pemerintah," 

Pengurus Asosiasi Pengusaha Dekorasi Indonesia (Aspedi) Jawa Tengah Ketut Agus Utomo yang memantau jalannya acara simulasi mengatakan, idealnya, kedua mempelai beserta orang tua juga telah lolos uji rapid sebelum penyelenggaraan resepsi.

"Ini agar benar-benar aman. Tamu juga, jika sekiranya kesehatannya kurang fit untuk jangan hadir ke resepsi. Ini untuk kepentingan kita bersama," tegas Ketut Agus Utomo.

Acara simulasi resepsi pernikahan New Normal di Kebumen ini dihadiri sejumlah pihak. Diantaranya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Bupati Kebumen beserta Asisten Sekda, Pengurus Aspedi (Asosiasi Pekerja Dekorasi Indonesia), Pengurus Hastana (Himpunan Pengusaha Penata Acara Pernikahan), serta sejumlah OPD di Kabupaten Kebumen seperti Dishub, Diskominfo, dan BPBD.

Jadi, sudah siap menghadap calon mertua?