 |
| Bupati Kebumen Lilis Nuryani saat menaiki kereta kencana saat pawai kirab budaya.(ft ist) |
Meski cuaca terik, antusiasme warga tak surut sedikit pun. Mereka rela berdiri berjam-jam di pinggir jalan menunggu iring-iringan kirab yang mengangkat tema “Ngopeni, Ngayomi, dan Ngayemi.”
Kirab dimulai dari Pendopo Kabumian, melewati Jalan Mayjend Soetoyo, Jalan Kusuma, Jalan Soekarno-Hatta, Alun-alun, lalu kembali ke Pendopo. Deretan peserta kirab tampil memukau, diawali dengan drumband SMKN Puring, Paskibraka, Pasukan Pembawa Pataka, hingga Pasukan Pembawa Pusaka Kebumen.
Tarian Gambyong yang anggun, kereta kuda Bupati dan Wakil Bupati beserta keluarga, hingga iring-iringan Forkopimda menjadi daya tarik tersendiri. Tak ketinggalan, 30 penari Lawet, Mas dan Mbak Kebumen, OPD, BUMD, serta berbagai komunitas seni turut meramaikan jalannya kirab.
Di barisan paling ditunggu, rombongan gunungan berisi hasil bumi, jajanan pasar, dan produk khas daerah menjadi magnet warga. Puncak acara pecah ketika gunungan sampai di depan Pendopo Kabumian. Meski panitia sudah berulang kali meminta warga menahan diri, semangat berebut gunungan tetap tak terbendung.
“Alhamdulillah, acaranya berjalan lancar. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi. Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi,” ujar Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, dari atas panggung.
Puluhan sanggar seni ikut memeriahkan, mulai dari Sanggar Gelora Budaya, Sanggar Dhea, Sanggar Lestari Laras, Pepadi, Dewan Kesenian Daerah, hingga kesenian tradisional Ebleg, Cepetan, dan Cowong Bolo Sewu.
Keceriaan juga dirasakan warga. Apipah, warga Dukuh Tanuraksan, Desa Gemeksekti, berhasil membawa pulang hasil gunungan.
“Dapat sabun, kerupuk, sama keripik. Senang banget, alhamdulillah,” ujarnya sambil tersenyum.
Meski bukan asli Kebumen, ia berharap daerah ini semakin maju.
“Selamat Hari Jadi ke-396 untuk Kebumen. Semoga pemerintah semakin dimudahkan dalam membangun daerah demi kemakmuran warganya,” pungkasnya.(*)
.png)
