JKN Jadi Penjaga Kesehatan Suwati dan Keluarganya: Tenang Berobat Tanpa Takut Biaya


Suwati (49), peserta JKN warga Desa Pohkumbang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen.? ft ist) 
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) benar-benar menjadi penolong bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Hal itu dirasakan langsung oleh Suwati (49), warga Desa Pohkumbang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, yang kini bisa berobat bersama keluarganya tanpa dihantui rasa cemas soal biaya.

Suwati bersama suami dan putrinya telah terdaftar sebagai peserta JKN mandiri kelas 3 sejak setahun lalu. Awalnya, ia tak pernah menyangka keputusan itu akan menyelamatkan keluarganya ketika tiba-tiba sakit datang silih berganti.

“Waktu itu kami daftar JKN hanya untuk berjaga-jaga. Tidak terpikir akan dipakai. Tapi ternyata Allah berkehendak lain, karena saya dan suami sama-sama harus berobat,” kenang Suwati dengan senyum tipis.

Beberapa bulan setelah terdaftar, Suwati mengalami gangguan menstruasi yang membuatnya cemas dan lemah. Belum tuntas ia mengatasi sakitnya, sang suami jatuh sakit dengan keluhan pinggang nyeri hebat dan pusing luar biasa.

Setelah mencoba berobat seadanya, mereka akhirnya memutuskan periksa ke Puskesmas dan kemudian dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Gombong. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyatakan sang suami menderita polip hidung sekaligus infeksi ginjal, sehingga harus menjalani pengobatan rutin. Sementara Suwati juga harus berobat ke spesialis kandungan.

“Sempat terpikir, bagaimana dengan biayanya? Karena pengobatannya harus rutin dan tentu tidak sedikit. Rasanya lemas sekali mendengarnya,” ujar Suwati.

Namun kekhawatiran itu perlahan sirna setelah tahu seluruh biaya dapat ditanggung oleh Program JKN. Dengan begitu, ia bisa fokus menjalani pengobatan bersama sang suami tanpa terbebani biaya rumah sakit.

“Alhamdulillah, setelah beberapa kali rawat jalan, kondisi kami berdua semakin membaik. Kalau harus bayar sendiri, entah dari mana uangnya,” ucapnya lirih.

Menurut Suwati, pelayanan yang diterimanya selama menggunakan JKN tidak berbeda dengan pasien lain. Ia merasa dihargai, dilayani dengan ramah, dan tidak pernah mendapat perlakuan diskriminatif meski hanya peserta JKN kelas 3.

“Pelayanannya sama saja, tidak ada bedanya. Jadi jangan ragu untuk berobat dengan JKN,” tegasnya.

Bagi Suwati, JKN bukan sekadar kewajiban yang diatur undang-undang, melainkan pelindung keluarga dari risiko biaya kesehatan yang tidak terduga.

“JKN itu penting sekali. Tidak semua orang punya uang cadangan untuk biaya berobat. Dengan JKN, saya merasa lebih tenang,” tutupnya.(*)