Kisah Meti di Kebumen, JKN Hadirkan Ketenangan di Tengah Badai Kesehatan Keluarga


Meti Amal Rizky (18) Peserta JKN asal Desa Giwangretno Kecamatan Sruweng.(ft ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Lebih dari sepuluh tahun Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hadir di Indonesia, dan dampaknya terus dirasakan oleh masyarakat luas. Di Kabupaten Kebumen, seorang remaja bernama Meti Amal Rizky (18) dari Desa Giwangretno, Kecamatan Sruweng, menjadi salah satu saksi betapa krusialnya program ini dalam memberikan akses kesehatan tanpa harus khawatir dengan biaya yang membengkak.


Bagi Meti dan keluarganya, JKN bukan sekadar program pemerintah, melainkan fondasi ketenangan pikiran. Terdaftar sejak tahun 2022 atas inisiatif sendiri, JKN telah menjadi sandaran utama mereka dalam mengakses layanan kesehatan. Baru-baru ini, Meti menyaksikan langsung bagaimana JKN meringankan beban biaya operasi wasir sang kakak dan operasi hernia ayahnya di awal tahun 2025.


"Kami daftar JKN ini memang karena sadar betul pentingnya jaminan kesehatan. Alhamdulillah, ternyata sangat terasa manfaatnya saat kakak dan bapak sakit," tutur Meti, Jumat (09/05).


Meti mengaku, tanpa JKN, keluarganya pasti akan berpikir dua kali untuk membawa anggota keluarga ke rumah sakit. Biaya perawatan yang tidak sedikit tentu akan menjadi momok yang menakutkan. Namun, dengan JKN, kekhawatiran itu sirna.


"Semua biaya ditanggung, mulai dari tindakan operasi, obat-obatan, hingga kontrol setelahnya. Kami tidak mengeluarkan uang sepeser pun," ungkapnya dengan nada syukur.


Lebih dari sekadar urusan biaya, Meti juga merasakan kemudahan dalam proses administrasi dan kualitas pelayanan yang baik. Hanya dengan membawa KTP, rujukan dari puskesmas pun sudah terintegrasi secara daring. Pelayanan ramah, fasilitas lengkap, serta kamar yang nyaman dan bersih menjadi pengalaman positif yang ia saksikan.


Keluarga Meti pun tak pernah lalai membayar iuran JKN secara rutin. Mereka menyadari betul bahwa iuran yang mereka bayarkan jauh lebih kecil dibandingkan manfaat puluhan juta rupiah yang telah mereka terima saat membutuhkan.


"Kalau dipikir-pikir, memang seperti keajaiban. Dengan sistem gotong royong ini, kami sangat terbantu," imbuh Meti.


Meti berharap, pengalamannya ini dapat membuka mata masyarakat lain akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan. Menurutnya, JKN bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar untuk memberikan rasa aman dan nyaman dalam menghadapi risiko kesehatan.


"Kita tidak pernah tahu kapan sakit datang, dan JKN adalah jawaban untuk meringankan beban biaya yang tak terduga," pungkasnya.(*)