Fantastis ! H.Yulianto Berhasil jual Emping Melinjo 5 Ton dalam Sehari via Live TikTok


Seorang host live tiktok sedang menjual produk emping milik pengusaha H.Yulianto SE di Desa Benerwetan Ambal.(ft sk/ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- H.Yulianto, seorang pengusaha asal Desa Benerwetan Kecamatan Ambal yang juga anggota DPRD Kebumen telah mencapai prestasi luar biasa dengan berhasil menjual 5 ton emping melinjo dalam sehari melalui platform live TikTok. 


Penggunaan media sosial seperti TikTok telah memungkinkan H.Yulianto untuk mencapai rekor penjualan yang luar biasa dalam waktu yang singkat.


Dalam wawancara pada Selasa, 26 November 2024, H.Yulianto mengungkapkan bahwa penjualannya mencapai 5 ton dalam sehari berkat dukungan tim kerja yang solid dan Juga tentunya produk emping berkwalitas yang ia jual.


Meskipun sebagian besar pembeli membeli sekitar 1 kilogram, ada juga yang memesan dalam jumlah yang lebih besar, seperti 2 hingga 3 kilogram. Hal ini membuat H.Yulianto terpaksa harus mendatangkan stok emping sebanyak 6 ton untuk memenuhi permintaan yang meningkat pesat.


"Kalau penjualan emping dirata-rata 1 kilogram berarti ada 5 ton. Tapi yang order banyak juga yang 2–3 kilo, dan sebagian repeat order yang berarti pelanggan puas dengan produk yang kita jual."Ungkap H Yulianto.


Ia menjelaskan bahwa sejak pagi telah menghubungi para pengrajin emping di wilayahnya, bahkan ia meminta untuk memproduksi dua kali lipat lebih banyak dari biasannya.


Langkah proaktif ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang dihasilkan dari promosi yang dilakukannya melalui TikTok. Dengan strategi pemasaran yang inovatif, H.Yulianto berhasil menarik perhatian konsumen.


Adapun pangsa pasar penjualan emping melinjo dari H Yulianto sebagian besar menyasar ke Provinsi Jawa Timur, Jakarta, dan Sumatra.


“Surabaya, Malang, Jakarta, Palembang, Lampung, dan Medan merajai untuk order hari ini,” sambung H Yulianto.


Mengenai konsep kerja para karyawannya, H Yulianto menjelaskan bahwa selain menerima UMR, pekerja juga mendapat bonus dalam bentuk kompensasi hasil penjualan live tiktok-nya.


“Setiap kilogram yang terjual mendapat kompensasi bonus Rp1.000. Beberapa karyawan ada yang berhasil mendapat bonus antara Rp800ribu–1.000.000. Jika berhasil menjual 1000 kg, kan bonusnya Rp1.000.000,” jelasnya.


Ditanya mengenai larisnya penjualan emping hari ini, Yulianto memperkirakan hal ini dipengaruhi oleh followers tiktok-nya yang kebanyakan merupakan Gen Z—generasi yang lahir rentang tahun 1996–2010.


“Awalnya barangkali menganggap emping suatu yang baru di lidah, setelah merasakan ternyata lebih enak dari makanan olahan, kemungkinan mereka tertarik karena ini,” kata Yulianto.


Adapun dari penjualan 5 ton emping hari ini, H Yulianto mengatakan bahwa 70% merupakan repeat order.


H.Yulianto (kiri) saat menunjukkan produk emping yang ia jual kepada awak media.(ft sk/ist)
Bicara digitalisasi UMKM milik H Yulianto, ternyata juga berdampak pada industri kemasan. Salah satunya kardus untuk packing.

“Harga kardus bekas dalam bentuk kemasan kami hargai per kilogram Rp12.000. Rata-rata keluarga yang menghasilkan 100-200 kardus kemasan, potensi pendapatannya Rp100 ribu hingga Rp200 ribu,” sambungnya.


Selain itu, H Yulianto juga berkeinginan agar setiap pasar tradisional memiliki pusat digitalisasi dengan memanfaatkan kios-kios yang kosong, utamanya di lantai atas.


“Itu akan menjadi trend setter Kebumen. Apakah harus emping? Tidak juga. Karena semua produk bisa dijual melalui digital. Hanya tinggal permasalahan SDM, orang-orang yang menguasai bidang itu. Kemarin saya melatih 67 siswa SMK Batik Sakti 2 untuk jadi afiliator dan content creator. Mudah-mudahan pelatihan ini tidak hanya di sekolah, tapi setiap desa. Sehingga ada generasi muda yang paham digitalisasi bukan hanya untuk mainan, tapi bisa menjadi sumber penghasilan. Ini juga untuk menuju Kebumen yang lebih baik seperti cita-cita saya Kebumen Sugih,” pungkas H Yulianto.


Keberhasilan H.Yulianto menunjukkan betapa pentingnya pemanfaatan media sosial dalam memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan penjualan. Semakin banyak pengusaha yang memanfaatkan platform seperti TikTok untuk memasarkan produk mereka dengan cara yang kreatif dan menarik.


Hal ini juga membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat, makanan tradisional seperti emping melinjo pun dapat berkembang pesat di era digital ini.


Diharapkan kesuksesan H.Yulianto dapat menjadi inspirasi bagi para pengusaha lainnya untuk terus berinovasi dalam memasarkan produk mereka, sehingga mampu bersaing dan bertahan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.


" Kunci utama dari kesuksesan adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memanfaatkannya secara optimal untuk mengembangkan bisnis."Pungkasnya.(*)