Peternak bebek Juniadi Prasetyo sedang memungut telor di kandang miliknya di desa Kembangsari Alian.(ft sk/ist |
Tak hanya itu, pemeliharaan bebek petelur juga terbilang cukup mudah dijalankan karena bebek tidak rentan penyakit. Sehingga usaha ternak bebek pun memiliki prospek yang menjanjikan sebagai usaha sampingan maupun usaha skala besar.
Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Juniadi Prasetyo, warga Desa Kambangsari Kecamatan Alian, Kebumen. Meski baru berjalan satu tahun, namun dari beternak bebek petelur, dengan memelihara 1000 ekor bebek petelur, Juni meraup omzet lebih dari lima puluh juta rupiah tiap bulannya.
"Saat ini kapasitas kandang bebek saya ada 1000 ekor, pada saat ini sudah berproduksi 700 butir telor baik kualitas AB maupun BK, telur ada grade memang kalau yang bagus itu yang besar grade AB itu harganya juga lebih tinggi sedangkan yang BK itu yang kecil-kecil,” kata Juni, Jumat (10/5/2024).
Juni menuturkan harga telur bebek terbilang stabil dibanding dengan harga telur ayam negeri dan akan cenderung naik ketika jelang hari raya. Telur bebek ini biasaa ia jual ke pengepulper butir dijual dengan harga Rp 2.500 untuk ukuran besar, sedangkan yang kecil harganya mencapai Rp 2.300 per butirnya. Setiap bulannya, peternak mengaku bisa menghasilkan Rp 50 juta dari 1000 Bebek yang diternak. Sedangkan untuk biaya pakan, bisa mencapai Rp 31 juta perbulannya.
“Ya ini harga standar itu Rp 2.500 untuk grade AB, kalau yang kecil atau BK selisihnya 200 rupiah, sekitar Rp 2.300 per butirnya, kalau sebulan omzet bisa sampai Rp 50.000.000,” jelas Juni.
Untuk pakan bebek, Juni mengaku harga pakan saat ini cukup tinggi dan sering terjadi kenaikan. Dalam sebulan, untuk memenuhi kebetuhan pakan 1.000 ekor bebek nya, Juni harus merogoh kocek hingga Rp 31.000.000.
“Ya ini harga pakan naik terus ini jadi mengurangi keuntungan,” ungkapnya.
Dalam merawat bebek-bebeknya, Juni dibantu 2 orang pekerja. Untuk perawatan sendiri, dirinya mengaku tidak mengalami kendala berarti. Hanya saja saat awal musim hujan produksi telur menurun, karena bebek gampang stress, namun hanya terjadi beberapa hari, setelah itu produksi akan kembali seperti normal seperti biasanya.
“Jadi bebek itu terkenal gampang stress, misalnya hujan kan udaranya agak dingin dan sebagainya ada suara biasanya awal-awal musim hujan agak turun, tapi nanti setelah 5 hari akan normal kembali",Pungkasnya.(*)