PAC PDIP se-Kabupaten Kebumen Tolak Bacabup Arif Sugiyanto, Saeful Hadi : Itu Tidak Benar


Ketua DPC PDIP Kebumen Saeful Hadi.(ft sk/ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Suhu politik Kabupaten Kebumen makin memanas, seiring pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati untuk Pilbup Kebumen 2024 yang dibuka partai-partai politik. 

Disaat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kebumen menjadi partai terlaris yang didatangi para bakal calon, ada video beredar yang memperlihatkan puluhan orang yang mengaku dari PAC se-Kabupaten Kebumen menolak bakal calon bupati (Bacabup) yang berkhianat kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Video berdurasi 05.59 menit yang diduga dilakukan oleh puluhan orang dari kader PDIP Kebumen ini viral di jejaring sosial WhatsApp. Dalam video itu terlihat mereka membentangkan spanduk bertuliskan "PAC se-Kabupaten Kebumen mendukung cabup dari kader internal dan menolak cabup yang berhianat kepada Megawati".

Di tempat terpisah, seluruh PAC PDIP, yakni pengurus PDIP tingkat kecamatan, se Kabupaten Kebumen menolak bakal calon bupati (bacabup) yang dinilai mengkhianati partai.

"Pada Pilpres 2024 lalu Arif Sugiyanto mendukung Prabowo Gibran, padahal PDIP sudah jelas mengusung Ganjar Mahfud. Bukankah itu sebuah pengkhianatan terhadap keputusan partai," ungkap Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPC PDIP Kebumen, Nuryanto Pramudono melalui pesan WhatsApp.

Nuryanto menambahkan, jika DPP PDIP tetap memberikan rekomendasi kepada Arif Sugiyanto, maka bisa dipastikan PDIP hanya menjadi gerbong kosong baginya.

Kegiatan tersebut menurut Nuryanto dihadiri Ketua PAC PDIP se-Kabupaten Kebumen, yakni Jarwo (Prembun), Sajim (Karanggayam), Suratman (Puring), Triyono (Pejagoan), Sriyono (Kutowinangun), Sukardi (Petanahan), Herry Sunaryo (Gombong), Nurhidayat (Buluspesantren), Sapari (Alian) dan Sukardi (Mirit).

Selain itu hadir pula Teguh Budi Santoso (Wakil Ketua PAC PDIP Kebumen), Ngadimin (Prembun), B Kurmadi (Poncowarno), Rahmat (Sempor), Slamet (Ambal) dan Marbani (Klirong).

"Para PAC PDIP se-Kabupaten Kebumen sepakat dan mendukung cabup dari kader internal dan menolak cabup yang tidak tegak lurus dan mengkhianati intruksi Megawati dalam Pilpres 2024 yang lalu," tuturnya.

Lebih lanjut kata Nuryanto, petahana juga diindikasi membantu caleg lain non PDIP baik untuk DPRD Provinsi maupun DPR RI, sehingga menurunnya kursi DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten.

"Baru pertama kali dalam sejarah pasca reformasi, PDIP kalah dalam Pileg dan kehilangan kursi ketua dewan padahal punya bupati," tandasnya.

Beberapa pertimbangan itu yang disebut Nuryanto menjadi dasar yang diduga PAC PDIP se-Kabupaten Kebumen menolak Arif Sugiyanto sebagai Bacabup dari Partai PDIP Kebumen.

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Kebumen Saiful Hadi, saat ditemui di rumah Aspirasi Jln.Tendean, Kebumen, menyampaikan video yang beredar di jejaring media sosial tidak benar.

Menurut Saiful Hadi video pernyataan sikap yang diduga dilakukan para pengurus PAC PDIP se-Kabupaten Kebumen tersebut bukan mewakili institusi partai. 

"Kalau dilihat dari video itu, pengurus PAC yang ada hanya 7 bukan 26 PAC. Mereka yang hadir juga banyak yang tidak tahu agenda tersebut dan mereka juga tidak berseragam partai. Jadi jelas itu bukanlah pertemuan resmi partai," ungkap Saiful, Sabtu (18/5/2024).

Atas beredarnya video tersebut pihaknya sudah mengumpulkan pengurus, ketua, sekretaris, dan bendahara serta para pengurus PAC se-Kabupaten Kebumen pada Kamis 16 Mei 2024 di Kantor DPC PDIP, atau satu hari sebelum Arif Sugiyanto menyerahkan formulir pendaftaran calon bupati.

Pertemuan itu secara resmi sepakat semua kader harus tegak lurus dengan apapun keputusan partai dalam hal ini Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Tiga kali saya tanyakan di situ apakah seluruh KSP PAC tegak lurus dengan keputusan partai. Mereka semua menyatakan siapapun yang nantinya direkom oleh Ibu Ketua Umum, siap tegak lurus dengan keputusan partai," jelasnya.

Sehingga kata dia, ketika ada sekumpulan orang yang mengatakan PAC se-Kabupaten Kebumen menolak Arif Sugiyanto sementara belum ada keputusan resmi dari DPP, maka jelas pernyatan itu tidak benar. Meski demikian, pihaknya tidak bisa melarang kadernya untuk berwacana menyampaikan pendapatnya.

"Itu memang karakter PDIP sebelum jalur kuning melengkung kader bebas berwacana. Tapi begitu ada keputusan resmi dari Ibu Ketua Umum, maka semua kader wajib tegak lurus dengan keputusan partai. Tidak boleh tidak," tegasnya.

Karena itu anggapan bahwa PDIP akan membawa gerbong kosong kalau rekom jatuh ke Arif Sugiyanto jelas menurutnya tidak benar. "Jadi soal gerbong kosong itu tidak benar, kalau rekomnya jatuh ke Pak Arif semua kader pasti All Out dukung Pak Arif," ucapnya.

Kemudian terkait Bupati Arif Sugiyanto yang tidak mendukung Ganjar Pranowo pada saat Pilpres 2024, dan mendukung Prabowo Subianto, Saiful menyatakan Arif Sugiyanto sebagai Bupati Kebumen bukan kader PDIP Perjuangan sehingga dia tidak ada kewajiban mendukung Ganjar-Mahfud.

"Dinamika politik Pilpres dengan Pilkada setiap daerah berbeda-beda, koalisinya tidak bisa disamakan dengan Pilpres," pungkasnya. (*)