Ini dia PR Geopark Kebumen agar Masuk Unesco Global Geopark


Acara Forkopimda Menyapa bersama Komunitas Geopark dan Akademi Kriya di halaman Disarpus Kebumen.(ft SK/ist)
KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Pemkab Kebumen masih terus berupaya menjadikan Geopark Kebumen masuk dalam Unesco Global Geopark (UGGp). Sampai saat masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dibenahi agar Geopark Kebumen bisa mendunia.

Menurut Bupati Arif Sugiyanto sarana prasarana menjadi hal penting yang harus dibenahi. Ia menuturkan, sarpras Geopark Kebumen belum cukup memadai untuk menguatkan branding Geopark Kebumen di kancah nasional dan internasional. Misalnya gedung geopark Kebumen yang masih kurang repesentatif. 

"Kemudian hal-hal yang sederhana, papan petunjuk, atau papan nama juga belum tersedia, lalu infrastruktur lain yang menjadi bagian dari Geopark Kebumen," ujar Bupati di acara Forkopimda Menyapa bersama Komunitas Geopark dan Akademi Kriya di halaman Disarpus Kebumen, Minggu (3/9).

Bupati mengungkapkan, Geopark di Kebumen awalnya muncul karena adanya ilmu bumi tentang bebatuan di Karangsambung. Namun, untuk bisa masuk dalam UGGp, saat ini tidak bisa hanya konsep bebatuan yang diangkat. Geopark sebagai bisa menjadi lokomotifnya. 

"Jadi Geopark itu mesinnya, tapi gerbongnya itu harus macam-macam. Ada gerbong geologi/bebatuan/ilmu bumi, ada gerbong pariwisata, ada gerbong kebudayaan, gerbong event, gerbong studi/pendidikan, dan gerbong marketing," terangnya.

"Kalau hanya batuan yang diangkat pasti orang akan cepat bosan. Makanya kemarin kita studi di Vietnam. Itu Mr Guy (Sekjen UGGp- red) menyarankan konsepnya dirubah agar lebih luas lagi, tidak hanya bicara soal bebatuan atau ilmu bumi, tapi harus dikaitkan dengan wisata, kebudayaan, ekonomi, event dan lainnya" tambahnya.

"Kalau yang kita gemborkan-gemborkan bahwa Kebumen adalah dasar samudera yang terangkat di Karangsambung, itu bisa dibilang sama saja dengan gunung Slamet, gunung Lawu, yang  dulunya laut yang terangkat, karena bumi ini dulunya kan lautan. Jadi tidak ada yang menarik kalau hanya itu yang ditonjolkan," ungkapnya lagi.

Untuk itu, kata Bupati, perlu kolaborasi atau kebersamaan untuk bisa mewujudkan Geopark Kebumen masuk dalam UGGp. Karenanya sarpras dan sumber daya manusia ini menjadi sangat penting, saling berkaitan. Perlu juga diupayakan juga obyek utama yang akan dijadikan “maskot” yang menjadi tujuan banyak orang, dan menjadi identitas suatu kota/daerah. 

"Kebumen harus punya maskot agar orang tertarik datang ke sini. Seperti halnya orang ke Jakarta itu pasti akan tertuju ke Monas atau Ancol. Nah di Kebumen ini kita belum punya maskot sebagai pintu gerbang Geopark, ini sedang kita garap. Kita juga tahu wisata di Kebumen sarprasnya masih cukup banyak PR," tambahnya.

Bupati menuturkan, mengapa Geopark Kebumen harus bisa masuk UGGp, yakni agar brandingnya semakin kuat. Kabupaten Kebumen bisa dikenal bukan hanya ditingkat nasional, tapi juga internasional. Pihaknya pun sudah menyiapkan Kawasan Geopark Kebumen di 22 kecamatan. 

"Pertanyaannya mungkin kenapa tidak semua (26 kecamatan), hanya di 22 kecamatan. Jadi geopark ini harus berkelanjutan, karenanya ini bisa menjadi tugas dari pemimpin daerah ke depannya untuk melanjutkan dari konsep yang sudah ada, sehingga ada inovasi-inovasi baru," terang Bupati.

Dengan adanya kawasan geopark Kebumen di 22 kecamatan, nantinya semua akan saling terkait. Sehingga orang datang ke Kebumen tidak hanya di satu titik/obyek, tapi juga ke titik/obyek lain. 

"Misalnya setelah dari pantai atau dari kota akan kita tarik ke pedesaannya untuk melihat kearifan lokal. Seperti halnya kalau kita ke Jepang, kita juga disuguhkan dengan kearifan lokal dari masyarakat di sana, kira-kira seperti itu gambarannya.(*)