Tim Pokja Bunda PAUD Kebumen Studi Banding ke KB TK Islam Cahaya Ilmu Semarang


Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kebumen Iin Windarti Arif Sugiyanto dan Tim saat berkunjung ke TK KB Islam cahaya ilmu semarang (ft sk/ist)

KEBUMEN, (seputarkebumen.com)- Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kebumen Iin Windarti Arif Sugiyanto berencana untuk menerapkan pendidikan anak usia dini di Kabupaten Kebumen yang lebih ramah terhadap anak berkebutuhan khusus.


Hal tersebut disampaikan Iin pasca studi banding bersama Tim Pokja Bunda PAUD Kabupaten Kebumen, di "KB TK Islam Cahaya Ilmu", Tlogosari Wetan, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Selasa 23 November 2021.


"Di sini (KB TK Islam Cahaya Ilmu) ada delapan anak berkebutuhan khusus, bayangkan menangani satu anak berkebutuhan khusus saja cukup sulit, namun disini bisa, sehingga saya yakin hal ini bisa diterapkan di kabupaten kebumen" ungkap Iin.


Selain hal tersebut, Iin juga berencana untuk menerapkan konsep belajar "Merdeka belajar dan bermain" di pendidikan anak usia dini Kabupaten Kebumen. Dalam konsep ini, pola pendidikan bukan hanya dengan buku saja, namun dengan berbagai media yang mengasah belajar sambil bermain. 


"Memang untuk menerapkan ini (konsep belajar ramah anak berkebutuhan khusus dan merdeka belajar, bermain) tidak mudah, tapi lambat laun InsyaAlloh bisa karena SDM di Kebumen lebih banyak" jelas Iin


Dalam sambutan Ketua Yayasan Samudra Ilmu yang membawahi KB TK Islam Cahaya Ilmu, Dedy Andrianto, dari sembilan puluh empat siswa KB dan TKnya, sebanyak delapan siswa merupakan berkebutuhan khusus. "Untuk penanganannya kami samakan dengan siswa lain, namun pada indikator pencapaiannya berbeda" jelas Dedy.


Lebih lanjut Dedy menyampaikan bahwa konsep pembelajaran di lembaga pendidikannya lebih pada mengoptimalkan program parenting. "Kami memliki payuguban (wali siswa) yang bernama Forkaci yang dalam paguyuban tersebut mendukung setiap program menjadi jembatan program-program kemandirian dan karakter akhlak anak" jelas Dedy

Selain hal tersebut, menurut Dedy, lembaganya tersebut juga menggunakan media-media belajar yang mendukung konsep merdeka belajar dan bermain, dimana proses belajar mengajar bukan hanya menggunakan buku, namun menggunakan media yang lebih aplikatif.(*)